Man's Blog [dot] COM

Wajibnya Puasa Ramadhan



Oleh
Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilaaly
Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid

SHIFATI SHAUMIN NABIYII SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALAM FII RAMADHAN

  1. Barang siapa Berbuat Kebajikan Dengan Kerelaan Hati, Lebih Baik BaginyaKarena keutamaan-keutamaan di atas, maka Allah mewajibkan kaum muslimin (untuk melakukan ibadah) puasa Ramadhan, karena puasa memutuskan jiwa dari syahwatnya dan menghalangi dari apa yang bisa dilakukan. (Puasa Ramadhan) termasuk perkara yang paling sulit, karena itu kewajibannya-pun diundur sampai tahun kedua hijriyah, setelah kaum muslimin kokoh dalam bertauhid dan dalam mengagungkan syiar-syiar Allah, maka Allah membimbing mereka untuk melakukan puasa dengan bertahap. Pada awalnya mereka diberikan pilihan untuk berbuka atau puasa serta diberi semangat untuk puasa, karena puasa masih terasa berat bagi para sahabat -semoga Allah meridhai mereka semuanya-. Barangsiapa yang ingin berbuka kemudian membayar fidyah diperbolehkan, Allah berfirman:
    "Artinya : Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya". [Al-Baqarah : 184].
  2. Barangsiapa yang Mendapatkan Bulan Ramadhan, Hendaknya Berpuasa
    Kemudian turunlah kelanjutan ayat tersebut yang menghapuskan hukum di atas, hal ini dikabarkan oleh kedua orang sahabat yang mulia : Abdullah bin Umar dan Salamah bin Al-Akwa Radhiyallahu anhuma, keduanya berkata : "Kemudian dihapus oleh ayat:
    "Artinya : (Beberapa hati yang ditentukan ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di blan itu, maka hendaknya ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur". [Al-Bawarah : 185].
    Dan dari Ibu Abi Laila, dia berkata : "Sahabt Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menyampaikan kepada kami : 'Ketika turun kewajiban puasa Ramadhan terasa memberatkan mereka (para sahabt), maka barangsiapa yang tidak mampu diperbolehkan meninggalkan puasa dan memberi makan seorang miskin sebagai keringanan bagi mereka, kemudian humun ini dihapus oleh ayat : "Berpuasa itu lebih baik bagi kalian", akhirnya mereka disuruh berpusasa.

    Sejak itu jadilah puasa salah satu simpanan Islam dan menjadi salah satu rukun agama berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:
    "Artinya : Islam dibangun atas lima perkara : Syahadat an la ilaha illallah wa anna Muhammad rasulullah, menegakan shalat, menunaikan zakat dan naik haji ke Baitul Haram serta puasa Ramadhan". [Diriwayatkan oleh Bukhari 1/47, Muslim 16 dari Ibnu Umar].

Disalin dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi Indonesia Sipat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata.




 
Return to top of page Copyright © 2010 | Platinum Theme Converted into Blogger Template by HackTutors